Cara Aman Berpuasa Untuk Ibu Hamil. Banyak sekali penelitian tentang pengaruh puasa dalam kehamilan yang telah dilakukan oleh para peneliti.
Sebuah penelitian di Yaman yang melibatkan 2561 ibu hamil (bumil)
menunjukkan, bahwa sekitar 90.3 persen bumil yang menunaikan puasa
Ramadan, tidak menemukan adanya hubungan antara penurunan berat badan
ibu maupun janin akibat puasa tersebut.
Begitu pula dengan
penelitian yang dilakukan di Malaysia. Dari 605 bumil yang menunaikan
puasa Ramadan, juga tidak ditemukan adanya perbedaan terhadap outcome
janin dibandingkan dengan kelompok kontrol bumil yang tidak menunaikan
puasa.
Temuan serupa juga dialami pada penelitian oleh Malihe
Arab, 2001 dari Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hamadan Iran.
Hasil penelitian ini menunjukkan,
bahwa puasa Ramadan ternyata tidak memengaruhi BMI ibu. Namun memang
tetap perlu diperhatikan BMI ibu sebelum hamil dan sebelum ia menunaikan
puasa selama kehamilannya.
Sementara itu, sebuah penelitian
oleh Alwasel dari Universitas King Saud Arab Saudi tahun 2010, menemukan
adanya perubahan plasenta pada bumil yang menunaikan ibadah puasa.
Seperti diketahui, plasenta merupakan media transfer nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin.
Tak Pengaruhi Berat Lahir
Penelitian selama 4 tahun dari sekitar 7000 bayi yang telah lahir dari
ibu yang menunaikan puasa didapatkan data, bahwa terjadi penurunan berat
plasenta dari bumil yang menunaikan uasa pada trimester kedua dan
ketiga kehamilan. Namun secara umum tidak memengaruhi berat lahir bayi
dan kondisi kesehatan bayi secara umum.
Hal ini berbeda dengan
perubahan kondisi plasenta dari ibu yang menderita penyakit kronis
sebelumnya. Demikian pula halnya dengan ibu menyusui, telah dilakukan
penelitian di Turki tahun 2006, bahwa puasa tidak berpengaruh terhadap
komposisi mikronutrien dari air susu ibu (ASI), dan juga tidak
memengaruhi pertumbuhan janin.
Dari berbagai penelitian tersebut, sangat jelas, bahwa puasa Ramadan tidak berbahaya bagi ibu hamil.
“Meski demikian, tetap perlu diperhatikan kondisi kehamilannya itu
sendiri. Karenanya, konsultasi ke dokter sebelum menjalani puasa perlu
dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan ibu dan janin (bayi),” kata
Dr dr Ali Sungkar, Sp.OG dari Divisi Fetomaternal – Departemen Obstetri
dan Ginekologi FKUI/RSCM kepada Beritasatu.com.
Bagi bumil
yang menunaikan ibadah puasa, lanjut dia, pengaturan asupan makan sesuai
dengan pola pada saat ramadan yaitu memerhatikan saat makan sahur dan
berbuka puasa.
Lantas apa saja yang perlu diperhatikan para bumil yang ingin menjalankan puasa? Berikut penjelasan yang dikemukakan oleh Ali.
Puasa Pada Kehamilan Trimester Pertama
Pada trimester pertama, kemungkinan bumil akan mengalami kesulitan
menunaikan ibadah puasa. Ini dikarenakan pada trimester pertama, bumil
sering mengalami mual dan muntah. Akibatnya dapat kehilangan banyak
cairan dan elektrolit.
Ali menyarankan bumil untuk istirahat
lebih banyak. “Jika mual dan muntah terus berlanjut, maka puasa dapat
dihentikan dan segeralah konsultasi ke dokter kandungan,” jelasnya.
Puasa Pada Kehamilan Trimester Kedua
Pada kehamilan trimester kedua kondisi bumil sudah dapat menyesuaikan
dengan kehamilannya. Asupan makanan, kata Ali Sungkar, sudah teratur
serta keluhan mual muntah di trimester pertama pun tidak menjadi masalah
utama lagi.
“Janin sedang mengalami pertumbuhan dan puasa
dapat dilakukan dengan mengatur asupan makanan saat sahur dan berbuka
puasa,” imbuhnya. Pada trimester kedua ini bumil, lanjut Ali, dapat
melakukan ibadah puasa dengan lebih nyaman.
Namun, tetap perlu
diperhatikan jika mengalami muntah atau pusing sehingga kesulitan untuk
melanjutkan puasa, Ali menyarankan untuk segera membatalkan puasa dan
berbuka puasa secara bertahap.
Puasa Pada Kehamilan Trimester Ketiga
Pada kehamilan trimester ketiga bumil lebih menikmati kehamilan, serta
persiapan persalinan. Pada trimester ini, kata Ali, gangguan fisiologis
hamil yang terberat adalah adanya hemodilusi (pengenceran darah) di
kehamilan 32 minggu, dan keluhan yang dominan adalah cepat lelah.
Sama dengan trimester kedua, asupan makanan di trimester ketiga juga
sudah teratur, serta keluhan fisik tidak lagi menjadi masalah utama.
Namun tetap perlu diperhatikan jika menjelang persalinan mengalami
kontraksi dan keluar darah atau lendir menjelang persalinan, Ali
menyarankan, bumil tidak perlu melanjutkan puasa. “Segeralah membatalkan
puasa dan berbuka puasa secara bertahap. Selanjutnya kontrol ke rumah
sakit,” tambahnya.
Ali menjelaskan, meski bumil masih
dibolehkan berpuasa, tapi ada juga yang sama sekali tidak dibolehkan
berpuasa. Mengapa? Karena ada bumil yang bermasalah dengan kondisi
kesehatannya. Apa saja? Berikut penjelasannya.
Beberapa kondisi
kehamilan yang terkait dengan beberapa penyakit tertentu sehingga bumil
tidak dianjurkan untuk berpuasa, meliputi:
1. Peningkatan tekanan darah
2. Kehamilan kembar
3. Risiko persalinan preterm (prematur)
4. Kehamilan dengan penyakit penyerta yang berat
Ibu hamil juga tidak diperbolehkan berpuasa bila kehamilannya dengan penyakit penyerta, meliputi:
1. Bumil dengan diabetes
2. Bumil dengan gangguan ginjal
3. Bumil dengan kelainan atau gagal
4. Bumil dengan asthma yang tidak terkontrol
Nah, untuk menjaga kesehatan dan kebugaran selama berpuasa, bumil perlu memerhatikan beberapa tips berikut ini:
1. Saat berbuka puasa, segeralah berbuka dengan cairan yang manis dan
mulailah dengan makanan ringan secara bertahap dan perlahan. Jadi,
jangan langsung makan berat.
2. Saat sahur, makanlah sedekat mungkin
dengan waktu Imsak. Saat berbuka sampai dengan sahur, minumlah (asupan
cairan) diusahakan cukup sampai kurang lebih 2 liter (8-10 gelas).
3. Konsumsi buah yang cukup, terutama kurma untuk mencegah konstipasi.
4. Cukupi asupan protein yang mudah dicerna dari protein hewan seperti, ayam, daging sapi atau kambing, ikan serta telur.
5. Konsumsi sayuran dalam porsi makanan saat berbuka dan sahur.
6. Kurangi asupan karbohidrat dan lemak dalam porsi makanan, serta
mengurangi makanan yang merangsang lambung seperti asam, pedas, kopi,
minuman bersoda dan makanan yang terlalu manis. sumber:
http://www.beritasatu.com/kesehatan/62842-cara-aman-berpuasa-untuk-ibu-hamil.html
Cara Aman Berpuasa Untuk Ibu Hamil
- Recent Posts
- Comments
Advertisement
Trailer Video
Popular Posts
-
Tips Lindungi Komputer dari Virus & Spyware. Pengguna komputer yang sering mengakses internet sangat berisiko terinfeksi virus atau s...
-
Think you're a Google Search power user? You might not know all the ways to get faster, more focused search results. Here are five tips...
-
ucapan lebaran sms lebaran selamat lebaran. wah nggak teraza ea sebentar lagi udah lebaran. oleh karena itulah aku coba cari cari teta...
-
Tips Membaca Cepat. Anda suka membaca, tetapi lamban dalam menyelesaikan "eksekusi" satu buku? Nah, Linda Saptadji dari Yayasan An...
-
Mau Sukses UAS? Contek Tips Ini . SISTEM kebut semalam (SKS) menjelang ujian akhir semester (UAS) tidak akan membuatmu maksimal memahami ...
-
Kebesaran manusia sering diukur dengan perhiasan yang dipakai, pakaian yang dikenakan. Kemudian kendaraan yang yang dipergunakan dalam pe...
-
Tips bugar dan sehat saat berpuasa. Mengkonsumsi makanan dan minuman yang salah dapat membuat Anda sakit bahkan lemas saat berpuasa, namu...
-
Banyak hal yang menyebabkan masuk angin, salah satunya adalah karena perut kembung dan kecapekan. Namun, masuk angin tak melulu dapat hi...
0 comments